Santan Kelapa Sumsel Ekspor Ke Berbagai Negara

oleh -1725 Dilihat

Palembang, Penasriwijaya.com – Ekspor santan asal Sumatera Selatan (Sumsel) mulai meningkat pada bulan November 2018, ini.

“Ekspor yang dilakukan oleh PT.Kelapa Puncak Nusantara ini sudah merambat ke negara Hongkong, Cina dan Thailand sampai dengan akhir tahun 2018 sudah tercatat 4 kali frekwensi dengan total 228,7 ton santan kelapa senilai Rp. 928 juta. Sementara hingga Juli 2019 telah 16 kali pengiriman ketiga negara mitra dagang tersebut dengan total pengiriman 758 ton, senilai Rp.2,8 triliun.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan,”Kita apresiasi pelaku usaha yang melakukan ekspor produk pertanian, terutama yang sudah dalam bentuk jadi atau olahan seperti santan ini,” saat melepas ekspor santan perdana periode Agustus 2019 sebanyak 79,2 ton tujuan Cina dan 12,6 ton tujuan Hongkong di Palembang, Sabtu (10/8) pabrik PT Kelapa Puncak Nusantara jalan Raya Desa Pipa Putih kecamatan Pemulutan kabupaten Ogan Ilir”, kata Jamil.

Sementara Romli Rusli Pemilik PT.Kelapa Puncak Nusantara mengatakan, “olahan kelapa bulat ini diekspor dengan total nilai ekonomi sebesar Rp. 1,071 miliar. ” dan bahwa nilai ekonomi ekspor santan dapat memberi nilai tambah sebesar 30 % dibandingkan ekspor kelapa bulat, kelapa asal Kabupaten Banyuasin ini dalam bentuk utuh atau kelapa bulat”, kata Rusli.

Baca Juga :  Gowes Sehat Bersama TNI Profesional Kebanggaan Rakyat

“Belum lagi ada tambahan berupa ampas kelapanya yang dapat dimanfaatkan, juga dapat menggerakan roda ekonomi industri,”ungkapnya.

Kepala Dinas Karantina Pertanian Kementrian Pertanian Ali Jamil Ph.D menyebutkan ” untuk 3 negara masing-masing Australia, Selandia Baru dan Belanda telah diterapkan proses bisnis karantina dengan sertifikat online atau elektronic certificate,e-Cert. Dengan layanan ini akan ada banyak keuntungan bagi pelaku usaha, selain lebih cepat, e-Cert ini juga menjamin produk dapat diterima sebelum barang datang karena seluruh persyaratan teknis kesehatan dan keamanan komoditasnya telah diperiksa terlebih dahulu”, terangnya.

Sangat penting menggiatkan ekspor produk olahan untuk menggantikan ekspor komoditas pertanian dalam bentuk asli ataupun bibit. Selain tidak memberi nilai tambah, kedepan dapat juga mengurangi volume ekspor karena sudah dapat dibudidayakan di negara tujuan ekspor. Ini bisa berakibat pada perlambatan ekonomi. “Kita sudah banyak belajar, sudah saatnya kita mengubahnya. Undang investor jika perlu untuk membangun industri olahan,” kata Kepala Barantan.

Baca Juga :  Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs. Priyo Widyanto M.M., Pimpin Upacara Dan Sertijab

Diversifikasi pasar, selain mendorong ekspor dalam bentuk olahan, Kementan melalui Barantan melakukan langkah-langkah strategis lainnya yakni dengan mendorong tumbuhnya pelaku usaha atau ekspotir dari kalangan muda. Barantan menggagas program Agro Gemilang, program pendampingan bagi pemenuhan persyaratan ekspor komoditas pertanian”, ucapnya.

Guna mengantisipasi penurunan pasar global, Barantan juga lakukan kerjasama dengan instansi terkait guna membuka akses pasar ekspor yang lebih beragam. Tidak hanya negara tujuan yang sudah biasa, kita perluas ke negara-negara lain dan ini masih sangat luas”, tambah Jamil.

Ekspor produk hewan, disamping itu, kepala Karantina Pertanian Palembang, Bambang Hesti memaparkan bahwa selain komoditas sub sektor perkebunan, tanaman pangan dan peternakan, Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki potensi komoditas produk berasal dari hewan. Berdasarkan data dari sistim otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya tercatat sampai dengan Juli 2019 sebanyak 25,1 kilo senilai Rp. 502 juta. Ini sudah 10 kali lipat dibanding tahun 2018, dan pelaku usaha SBW di Sumsel akan didorong agar dapat memenuhi persyaratan negara tujuan mengingat potensi SBW yang masih sangat besar.

Baca Juga :  Diduga Mencuri Kabel PT.CBMI Sinoma Dua Pelaku DPO Ahirnya Tertangkap

Ekspor berupa jeroan celeng tercatat sebanyak 8 ton dengan nilai Rp. 400 juta dan 26,3 ton daging celeng senilai Rp. 2,6 miliar melalui Wilker Pelabuhan Boom Baru hingga Juli 2019, jelas Bambang.

Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, SH. MM, yang hadir dan turut melepas ekspor santan asal Palembang ini menyampaikan,” pihaknya mengapresiasi dorongan Kementan dalam meningkatkan ekspor komoditas pertanian di Sumatera Selatan, kita berharap petani kelapa di Sumsel ini bisa mengikuti apa yang dilakukan Romli,” punnya. (Sadiman).

Print Friendly, PDF & Email

No More Posts Available.

No more pages to load.